13 Januari 2015

Pradiklat Rock Climbing Harsha Pratala



      Perjalanan pradiklat rock climbing merupakan perjalanan pradiklat Harsha Pratala untuk angkatan XXVI yang ketiga. Kali ini kami, 9 calon anggota HP dan 4 anggota HP, akan melakukan panjat tebing di Tebing Hawu, Padalarang, Bandung, Jawa Barat. Kami berangkat pada hari Jumat, 12 Desember 2014. Sebenarnya kami berencana berangkat pukul 16.00 namun karena satu dan lain hal maka kami berangkat sekitar pukul 17.00 dan sebelumnya kami telah melakukan upacara keberangkatan.
      Dari PKM Universitas Trilogi kami berjalan sampai ke dekat stasiun Duren Kalibata dan kemudian kami naik Kopaja sampai Kampung Rambutan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dengan bis dan angkot sampai ke Padalarang lalu berjalan sekitar 15 menit sampai ke Tebing Hawu. Kami tiba sekitar pukul 10 malam.
      
      Sesampainya disana, kami yang telah terbagi menjadi 2 kelompok melakukan tugas masing-masing. Kelompok pertama yang beranggotakan Heldy, Hanim, Yola, Tuti, dan Nisa bertugas mendirikan bivak buatan di tempat yang telah disepakati oleh semua peserta pradiklat. Kelompok kedua yaitu Kiki, Muna, Riska dan Angga bertugas memasak untuk makan malam. Setelah bivak siap dan kami sudah makan malam, kami beristirahat untuk esok hari.

      Keesokan harinya kami bangun jam 5 pagi lalu bersiap-siap untuk jogging, pemanasan dengan berjalan-jalan di sekitar tebing Hawu sambil menikmati pemandangan alam sekitar. Setelah itu kita kembali ke bivak untuk memasak dan kemudian sarapan.

      Setelah sarapan kami berkumpul di sekitar tebing untuk menyimak apa yang diajarkan oleh instruktur tentang memanjat tebing, yang juga telah disampaikan pada waktu kelas materi. Selanjutnya kami satu persatu disuruh mencoba jalur yang telah dicontohkan tadi. Sebagian besar dari kami merasa agak takut karena ini adalah pertama kalinya kami memanjat tebing yang sesungguhnya. Ada satu yang paling berani diantara kami yaitu Angga. Dia yang pertama melakukan pemanjatan dan ternyata dia langsung bisa mencapai top. Kemudian semua bergantian memanjat dan mencoba mem-belay teman sendiri. Kami juga harus mencoba jalur kedua dan ketiga yang medannya berbeda dengan jalur sebelumnya.

      Hari semakin siang, akhirnya kami berhenti sejenak untuk istirahat, sholat, dan makan. Karena masih banyak dari kami yang belum mencoba jalur lainnya, maka kami  harus melakukan pemanjatan setelah istirahat.

      Kemudian kami diberi materi tentang anchor. Tiap kelompok disuruh membuat anchor dari 3 alat yang berbeda, misalnya menggunakan nut, tali prusik, paku piton, atau friend. Semua kelompok berhasil membuat anchor meski dengan beberapa bantuan dari para instruktur. Karena hari sudah sore, akhirnya kami kembali beristirahat. Kami pun kemballi ke bivak untuk memasak makan malam dan tidur pada pukul 7 malam.

      Kami dibangunkan sekitar pukul 11 malam untuk berkumpul bersama para anggota HP. Kami melakukan evaluasi mengenai seharian tadi. Banyak sekali hal-hal yang harus kami perbaiki diantaranya tentang kebersamaan, kekompakan, juga kedisiplinan. Kami menjadi sadar bahwa kami masih punya banyak kekurangan yang harus dibenahi. Setelah evaluasi kami diperbolehkan untuk tidur kembali.
 
      Pada hari kedua pemanjatan, cuaca cukup terik, tidak seperti hari sebelumnya yang memang agak mendung. Pagi-pagi kami beres-beres dan masak untuk sarapan. Selanjutnya kami diajak ke puncak tebing Hawu namun tidak dengan cara memanjat melainkan dengan berjalan melewati belakang tebing. Kami ke sana bersama 3 anggota HP yaitu kak Rafi, kak Rani, dan kak Fennie.
Medan yang kita lalui agak sulit untuk dilalui karena tanahnya licin, banyak bebatuan, rumput ilalang yang tinggi dan medannya cukup landai, ditambah lagi sebagian dari kami memakai sepatu yang licin. Mau tidak mau kami harus berusaha melewati jalan tersebut. Saat itu timbul rasa kebersamaan dalam diri kami. Kami saling tolong menolong untuk bisa sampai ke atas.

      “Keindahan itu butuh perjuangan.” Itulah kata-kata yang diucapkan oleh kak Rafi. Benar saja, ketika sampai di puncak tebing, kami benar-benar terpukau dengan pemandangan yang ada di atas sana. Kami merasa usaha kami naik ke atas itu terbayarkan oleh indahnya alam. Kami merasa sangat senang. Akhirnya kami berfoto ria untuk mengabadikan saat-saat berada di atas tebing Hawu. Puas mengambil gambar, berikutnya kami turun melewati jalur yang tadi.

      Sampai di bawah, kami harus mencoba lagi pemanjatan karena sebelumnya kami diberi tantangan bahwa harus ada salah satu calon anggota perempuan yang bisa memanjat sampai top. Akhirnya yang mencoba adalah Muna dan Yola dengan di-belay oleh Angga. Muna sudah sangat capai sehingga ia tidak bisa mencapai top. Yola, meski memakan waktu cukup lama namun berkat kegigihan dan kerja sama dengan pembelay, ia bisa mencapai top.

      Pemanjatan disudahi dan peralatan sudah harus dibereskan karena waktu istirahat dan makan siang telah tiba. Lalu kami memasak untuk makan dan bersiap-siap untuk pulang.

      Kami pulang sekitar pukul 17.00 sore menggunakan bis. Kami berganti kendaraan di Kampung Rambutan dan melanjutkan perjalanan naik Kopaja lalu berjalan sampai PKM Universitas Trilogi. Kami tiba PKM sekitar pukul 22.00 dan melakukan evaluasi perjalanan bersama para anggota HP yang berada disana. Kami mendapat 4 seri karena kami telah melakukan kesalahan pada alat seperti menjatuhkan carabiner screw dan menginjak tali. Setelah evaluasi selesai, kami pulang ke rumah masing-masing.

Bioteknologi Pertanian di Indonesia


Tanaman tumbuh di Chernobyl

chernobyl
Kota industri Pripyat menjadi kota mati sejak reaktor nuklir meledak

     Para ilmuwan menemukan mekanisme yang membuat tanaman bisa tumbuh di lingkungan yang tercemar radioaktif seperti Chernobyl.
Mekanisme ini diketahui setelah para ilmuwan menganalisis biji kedelai dan rami yang tumbuh di dekat reaktor nuklir Chernobyl.
     Reaktor ini meledak pada 16 April 1986, menewaskan puluhan orang sementara ratusan orang lain sakit terkena radiasi.
     Ledakan ini dianggap sebagai kecelakaan nuklir paling buruk dalam sejarah umat manusia.
Kota industri Pripyat, tempat reaktor ini berada, sejak itu menjadi kota mati karena seluruh penduduk dipindahkan ke kota lain.
     Banyak yang memperkirakan Pripyat akan tetap menjadi kota mati hingga beberapa generasi ke depan.
     Jalan-jalan yang sepi dan tiadanya tanda-tanda kehidupan menjadi pemandangan biasa sehari-hari di kota ini
     Namun 25 tahun kemudian, di tanah-tanah yang kosong, terlihat tanaman yang menghijau.
Ekosistem di Pripyat sepertinya bisa mengatasi kontaminasi radioaktif dan tidak mengherankan bila fenomena ini menarik perhatian para ahli.

Faktor historis

     Pada 2007, satu tim ilmuwan dengan memakai masker, kaca mata, dan sarung tangan khusus meneliti bagaimana tanaman tersebut bisa tumbuh di lingkungan dengan tingkat pencemaran berat.
Mereka menanam biji kedelai dan rami di lahan yang berjarak hanya beberapa kilometer dari pusat bencana.
tanaman kedelai
Kedelai bisa tumbuh di lingkungan yang sangat tercemar

     Mereka juga menanam biji dua jenis tanaman tersebut di lahan yang tidak tercemar di dekat kota Chernobyl.
     Kajian para ahli ini menunjukkan tanaman beradaptasi sehingga bisa tumbuh di lingkungan yang sulit.
     Mereka mencatat mungkin ada alasan historis di balik kemampuan tanaman membiasakan diri tumbuh di lingkungan dengan tingkat radiasi tinggi.
     "Sungguh luar biasa bagaimana ekosistem ini melakukan adaptasi," kata Martin Hajduch, salah seorang peneliti dari lembaga ilmu pengetahuan Slovakia.
     "Pasti tanaman ini telah memiliki mekanisme tertentu karena radioaktif ada di Bumi sejak tahap awal pembentukan planet ini."
     "Ada banyak kegiatan radioaktif ketika itu, lebih banyak dari tingkat sekarang dan mungkin saja ketika kehidupan berevolusi, tanaman ini mengembangkan mekanisme untuk menyesuaikan diri," papar Hajduch.

sumber: BBC Indonesia

Zat Radioaktif Sebagai Pembentuk Bibit Unggul Tanaman



         Radioaktifitas adalah suatu gejala yang menunjukan adanya aktivitas inti atom, yang disebabkan karena inti atom tak stabil. Radioaktifitas memiliki dampak pada lingkungannya. Zat radioaktif memiliki radioisotop.

   Radioisotop adalah isotop suatu unsur radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif. Isotop suatu unsur baik stabil maupun yang radioaktif memiliki sifat kimia yang sama. Penggunaan radioisotop dapat dibagi ke dalam penggunaan sebagai perunut dan penggunaan sebagai sumber radiasi. Radioisotop digunakan di berbagai bidang seperti kedokteran, industri, bahkan pertanian.
             
           Dalam bidang pertanian, radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul. Sinar gamma menyebabkan perubahan dalam struktur dan sifat kromosom sehingga memungkinkan menghasilkan generasi yang lebih baik, misalnya gandum dengan yang umur lebih pendek.
             
              Selain sinar gamma, Fosfor-32 (P-32) juga berguna untuk membuat benih tumbuhan yang bersifat lebih unggul dibandingkan induknya. Radiasi radioaktif ini ke tanaman induk akan menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan. Ionisasi inilah yang menyebabkan turunan akan mempunyai sifat yang berbeda dari induknya. Kekuatan radiasi yang digunakan diatur sedemikian rupa hingga diperoleh sifat yang lebih unggul dari induknya.
              
             Penggunaan radioisotop sangat membantu kehidupan manusia. Meski demikian, bukan berarti radioisotop tidak memiliki dampak negatif. Ada pula bahaya radioaktif terhadap pertanian yaitu gen tanaman yang terkena sinar radiasi nuklir, misalnya, bisa bermutasi menjadi tanaman baru yang apabila dikonsumsi manusia bisa menyebabkan kematian.

Industri Pertanian Berpotensi Menjadi Sumber Ekonomi Negara



         Industri di era globalisasi ini semakin beragam. Ada industri makanan, minuman, tekstil, kayu, batu bara dan lain-lain. Tidak ketinggalan, salah satunya adalah industri yang menerapkan teknologi bioproses atau bioteknologi yang biasa disebut bioindustri.
          
      Bioindustri merupakan industri yang berhubungan dengan sumberdaya hayati. Sumberdaya tersebut diolah menjadi produk yang biasa dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi menggunakan bioteknologi, yaitu memperhitungkan juga manfaat untuk lingkungan sekitar dan menjaga agar industri ini tidak menghasilkan limbah yang dapat merusak lingkungan. Banyak sekali bidang industri yang dapat diterapkan dengan bioteknologi. Misalnya kedokteran, pertanian, agroindustri, dsb.
           
      Indonesia merupakan negara agraris. Banyak sumberdaya yang terdapat di Indonesia. Lahan yang tersedia ditanami berbagai macam tanaman varietas unggul. Mulai dari tanaman yang menjadi sumber makanan pokok hingga tanaman obat. Bagaimanapun juga, industri di bidang pertanian akan menjadi salah satu sumber perekonomian terbesar di Indonesia.

Indonesia berpotensi menjadi negara maju di bidang industri pertanian, namun untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kerja sama pemerintah dengan petani dan juga para ahli maupun orang-orang yang sedang mempelajari ilmu pertanian dalam meneliti teknologi apa saja yang bisa diterapkan agar produk pertanian bisa menjadi lebih berkualitas. Bila ini ditindaklanjuti, maka seluruh masyarakat Indonesia akan sejahtera dalam hal pangan.