
Kota industri Pripyat menjadi kota mati sejak reaktor nuklir meledak
Para ilmuwan menemukan mekanisme yang membuat tanaman bisa tumbuh di lingkungan yang tercemar radioaktif seperti Chernobyl.
Mekanisme ini diketahui setelah para ilmuwan menganalisis biji kedelai dan rami yang tumbuh di dekat reaktor nuklir Chernobyl.Reaktor ini meledak pada 16 April 1986, menewaskan puluhan orang sementara ratusan orang lain sakit terkena radiasi.
Ledakan ini dianggap sebagai kecelakaan nuklir paling buruk dalam sejarah umat manusia.
Kota industri Pripyat, tempat reaktor ini berada, sejak itu menjadi kota mati karena seluruh penduduk dipindahkan ke kota lain.
Banyak yang memperkirakan Pripyat akan tetap menjadi kota mati hingga beberapa generasi ke depan.
Jalan-jalan yang sepi dan tiadanya tanda-tanda kehidupan menjadi pemandangan biasa sehari-hari di kota ini
Namun 25 tahun kemudian, di tanah-tanah yang kosong, terlihat tanaman yang menghijau.
Ekosistem di Pripyat sepertinya bisa mengatasi kontaminasi radioaktif dan tidak mengherankan bila fenomena ini menarik perhatian para ahli.
Faktor historis
Pada 2007, satu tim ilmuwan dengan memakai masker, kaca mata, dan sarung tangan khusus meneliti bagaimana tanaman tersebut bisa tumbuh di lingkungan dengan tingkat pencemaran berat.Mereka menanam biji kedelai dan rami di lahan yang berjarak hanya beberapa kilometer dari pusat bencana.

Kedelai bisa tumbuh di lingkungan yang sangat tercemar
Mereka juga menanam biji dua jenis tanaman tersebut di lahan yang tidak tercemar di dekat kota Chernobyl.
Kajian para ahli ini menunjukkan tanaman beradaptasi sehingga bisa tumbuh di lingkungan yang sulit.
Mereka mencatat mungkin ada alasan historis di balik kemampuan tanaman membiasakan diri tumbuh di lingkungan dengan tingkat radiasi tinggi.
"Sungguh luar biasa bagaimana ekosistem ini melakukan adaptasi," kata Martin Hajduch, salah seorang peneliti dari lembaga ilmu pengetahuan Slovakia.
"Pasti tanaman ini telah memiliki mekanisme tertentu karena radioaktif ada di Bumi sejak tahap awal pembentukan planet ini."
"Ada banyak kegiatan radioaktif ketika itu, lebih banyak dari tingkat sekarang dan mungkin saja ketika kehidupan berevolusi, tanaman ini mengembangkan mekanisme untuk menyesuaikan diri," papar Hajduch.
sumber: BBC Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar